Kontroversi Konten Rendang Willie Salim: Kesultanan Palembang Turun Tangan

Pada Maret 2025, sebuah konten yang dibuat oleh content creator Willie Salim menghebohkan publik. Dalam video yang ia unggah, Willie memasak rendang dalam jumlah besar, yakni 200 kilogram, di Pelataran Benteng Kuto Besak, Palembang. Namun, meskipun niat awalnya adalah untuk membuat konten menarik, aksi tersebut justru menimbulkan kontroversi besar.

Konten yang Menyinggung Masyarakat Palembang

Video yang diunggah Willie Salim tersebut menunjukkan proses memasak rendang dalam porsi yang luar biasa besar. Sayangnya, saat ia meninggalkan lokasi untuk sejenak, rendang yang belum matang sepenuhnya hilang dalam waktu singkat. Banyak yang menduga bahwa warga sekitar mengambil rendang tersebut tanpa izin. Walaupun tujuan Willie adalah untuk membuat konten sosial yang menarik, tindakan ini langsung mendapat reaksi keras dari masyarakat Palembang.

Konten tersebut tidak hanya menuai kritik dari warga biasa, tetapi juga mendapat perhatian dari berbagai tokoh masyarakat, termasuk Kesultanan Palembang. Mereka merasa bahwa konten ini mencemarkan nama baik dan merusak citra budaya Palembang yang kaya akan tradisi kuliner. Sebagai salah satu daerah yang terkenal dengan masakan khasnya, termasuk rendang, Palembang merasa bahwa video ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap nilai budaya setempat.

Laporan Polisi dan Reaksi Kesultanan Palembang

Kontroversi semakin memanas ketika Ryan Gumay Lawfirm, yang mewakili masyarakat Palembang, melaporkan Willie Salim ke Polda Sumatera Selatan pada 22 Maret 2025. Laporan tersebut mengklaim bahwa konten Willie Salim dapat merusak citra masyarakat Palembang dan menganggap video tersebut sebagai bentuk ketidakpedulian terhadap tradisi lokal yang harus dihormati.

Namun, tidak hanya lawfirm yang turun tangan. Kesultanan Palembang, yang memiliki kedudukan simbolis dan kultural yang kuat di daerah tersebut, juga memberikan perhatian serius terhadap kasus ini. Mereka mengungkapkan ketidakpuasan terhadap konten yang dianggap merendahkan budaya Palembang. Kesultanan Palembang meminta agar isu ini diselesaikan dengan cara yang lebih bijaksana dan memperhatikan nilai-nilai budaya yang ada.

Proses Hukum yang Berlanjut

Polda Sumatera Selatan segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan memanggil saksi-saksi dan pihak-pihak yang terlibat untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Kapolda Sumsel, Irjen Polisi Andi Rian R. Djajadi, memastikan bahwa laporan ini akan disatukan dengan laporan lain dan diteruskan ke Polrestabes Palembang untuk penyelidikan lebih lanjut.

Pihak kepolisian akan memeriksa apakah ada unsur pelanggaran hukum dalam tindakan Willie Salim atau apakah konten tersebut hanya dianggap sebagai kesalahan persepsi yang dapat diselesaikan dengan klarifikasi. Proses ini menunjukkan betapa seriusnya dampak dari sebuah konten yang bisa memengaruhi citra masyarakat dan kebudayaan lokal.

Permintaan Maaf dari Willie Salim

Setelah menerima banyak kritik dan laporan polisi, Willie Salim mengeluarkan klarifikasi melalui video di media sosial. Dalam video tersebut, ia meminta maaf kepada masyarakat Palembang. Willie menjelaskan bahwa niatnya bukanlah untuk menyinggung atau merusak citra Palembang, melainkan untuk membuat konten yang menarik dan menyenangkan bagi pengikutnya.

Namun, meskipun telah meminta maaf, banyak pihak yang tetap merasa bahwa tindakan tersebut tidak seharusnya dilakukan tanpa memperhatikan dampaknya terhadap budaya dan masyarakat setempat. Sebagai content creator, Willie Salim mengakui bahwa ia harus lebih berhati-hati dalam membuat konten di masa depan agar tidak menyinggung perasaan masyarakat atau merusak citra suatu daerah.

Posting Komentar

0 Komentar